Kamis, 29 Desember 2011

Kita Ditakdirkan untuk Bahagia

Share on :

Kebahagiaan adalah sesuatu yang selalu kita dambakan dalam hidup kita. Dalam kenyataan, kalau kita perhatikan apa yang menjadi motivasi dibalik pikiran dan perbuatan kita, secara sadar maupun tidak sadar, semuanya adalah untuk mendekatkan kita pada kondisi/perasaan itu, atau setidaknya ide tentang kebahagiaan. Sebagian dari kita sudah lama mempertanyakan mengapa kita tidak bisa bahagia terus-menerus. Dari semua ilmu pengetahuan dan pemikiran manusia sepanjang zaman, tidak ada satupun yang dapat menjawab pertanyaan itu secara memuaskan dan utuh. Mungkin karena penyebabnya amatlah terlalu dekat untuk dapat dilihat……

Jawabannya, kuncinya adalah hati kita.
Sepanjang hidup kita, sudah sering kita dengar agar “ikutilah hati”. Hal ini juga telah ditulis dalam banyak sekali buku suci, dari semua agama, sejak dari dulu. Ini dikarenakan hati kita, walaupun tanpa kita sadari, dapat merasakan Kasih yang berasal dari Tuhan, yang mengasihi kita seutuhnya, dan selalu mau yang terbaik untuk kita.
Dalam membuka hati dan menggunakan hati, kita diberkati dengan kedamaian dan kebahagiaan yang dapat kita rasakan secara terus menerus, benar-benar sesuatu perasaan yang nyata, dalam hidup kita sehari-hari. Kehidupan kita sehari-hari sebetulnya adalah manifestasi dari seberapa kuat kita terhubung dengan Sang Pencipta, Sumber yang sejati. Jadi, hati yang terbuka juga adalah kunci yang sebenarnya bagi kemajuan spiritual untuk semakin dekat kepada Tuhan, Sumber dari Kedamaian dan Kebahagiaan Sejati yang Abadi.

Mengapa hati kita yang menjadi penghubung kita kepada Tuhan/ Sumber Sejati ? Mengapa hati kita yang menjadi pusat perasaan-perasaan indah ? Mengapa hati kita, bukannya otak kita atau bagian diri kita yang lain yang menjadi kuncinya ?
Hati kita menjadi kuncinya karena diri sejati kita berada di dalam hati kita. Diri sejati kita yang berada di dalam hati akan terus ada walaupun kehidupan kita kali ini nantinya berakhir. Badan fisik kita hányalah “kulit luar” sementara saja, daging dan darah yang suatu saat akan menjadi debu, hubungan kita kepada Tuhan/Sumber Sejati adalah abadi. Kita butuh Tuhan dan Tuhan mengasihi kita tidak hanya saat kita hidup di bumi, tapi selalu dan selama-lamanya.
Karena kita masih ada badan fisik, hati kita (bukan hati fisik tapi hati spiritual, pusat perasaan kita) adalah dimana dan bagaimana kita dapat terhubung kepada Tuhan.
Dengan hubungan ini, hati kita berkomunikasi dengan Tuhan dan menerima BerkatNya. Dalam menerima BerkatNya, kita dapat merasakan begitu banyak keindahan di dalam hati kita, termasuk perasaan ringan, tenang, damai, dan bahagia melebihi semua yang pernah kita rasakan dari pengalaman duniawi.
Merasa tenang dan bahagia setiap saat di dalam hidup kita kedengarannya amat fantastis, bahkan tidak mungkin. Sekarang kenalilah bahwa itu adalah otak anda yang sedang membuat penilaian, memasukkan batasan yang tidak benar ini. Dalam hal ini, ada cukup banyak hal yang perlu dilakukan agar anda tidak lagi memilih cara anda sendiri. Otak kita sangat kuat, kita sudah begitu banyak menghabiskan waktu kita di dalam kepala kita,sehingga otak dapat menjajah hati pada mulanya. Tetapi, hati kita tahu bahwa kedamaian, ketenangan dan kebahagiaan menunggu kita secepat kita mulai buka hati dan menggunakan hati. Ini hanya masalah membuka hati kita untuk membiarkan Berkat Tuhan melakukan yang terbaik bagi kita.
Betapa sangat indah dan menarik mengingat semua hal-hal indah ini sebenarnya ada di dalam diri kita selama ini. Yang kita perlu lakukan hanyalah membuka hati kita dan menggunakan hati kita untuk dapat merasakan dan menikmati semua Berkat yang indah ini.
Semoga anda membuka hati kepada Sang Pencipta dan menggunakan hati untuk mengalami kedamaian, ketenangan dan kebahagiaan yang ada di dalam hati.

Sumber
http://www.membukahati.com/blog/

0 comments: